Mahasiswi Universitas Al Asyariah Mandar Gagas “Kelas Kebangsaan” untuk Lestarikan Budaya Suku Bugis di Desa Bara Batu
![]() |
Suasana Kelas Kebangsaan. |
andankji.com ~ Pangkep, Dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII Tahun 2025 yang diselenggarakan Universitas Hasanuddin, Fadliah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dari Universitas Al Asyariah Mandar, melaksanakan program inovatif pada Senin 21 Juli 2025, bertajuk Kelas Kebangsaan: Pengenalan dan Pelestarian Budaya Lokal Suku Bugis di Desa Bara Batu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, .
Program ini bertujuan menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan generasi muda terhadap warisan budaya lokal, khususnya tradisi Mappadendang, sebuah ritual syukur masyarakat Bugis atas hasil panen. Melalui metode edukatif yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak dan remaja Desa Bara Batu diperkenalkan pada simbol-simbol budaya, permainan tradisional, hingga narasi sejarah lokal.
“Kami ingin anak-anak di desa ini tidak hanya mengenal budaya mereka sebagai tontonan seremonial, tetapi juga memaknainya sebagai identitas yang harus dijaga dan diwariskan”, ujar Fadliah, pelaksana program.
Hasil dari pelaksanaan program selama satu bulan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman budaya lokal, keterlibatan aktif anak-anak, serta partisipasi tokoh masyarakat dan orang tua dalam mendukung kegiatan. Selain itu, program ini berhasil menciptakan ruang edukasi nonformal berbasis budaya yang bisa digunakan berkelanjutan.
Namun demikian, keterbatasan waktu, media pembelajaran budaya yang minim, dan kendala infrastruktur masih menjadi tantangan dalam pengembangan lebih lanjut.
Fadliah merekomendasikan agar program serupa dapat diintegrasikan dalam kurikulum lokal serta mendapatkan dukungan kelembagaan jangka panjang. Ia juga mendorong pemanfaatan teknologi secara kreatif sebagai solusi untuk menjangkau lebih banyak peserta dan mendokumentasikan kekayaan budaya lokal secara digital.
Program “Kelas Kebangsaan” ini merupakan wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab tantangan pelestarian budaya di era globalisasi dan menjadi model pembelajaran karakter berbasis kearifan lokal yang bisa direplikasi di wilayah lain di Indonesia. (NI)
Komentar