Seminar dan Dialog di Pantai Babatoa: Menguatkan Kearifan Lokal dan Komitmen Lingkungan

Suasana Pembukaan Seminar dan Dialog

andankji.com ~ Polewali Mandar — Mahasiswa dan komunitas pecinta alam serta pemerhati lingkungan menggelar Seminar dan Dialog bertema "Ekosistem, Manusia Pesisir, dan Kearifan Lokal", Sabtu pagi, 21 Juni 2025, di Pantai Babatoa, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) bersama Komunitas Laut Biru.

Hadir sebagai narasumber utama, Muhammad Syariat Tajuddin, seorang akademisi sekaligus pakar budaya lokal, serta Muh. Putra Ardiansyah, pendiri Komunitas Laut Biru. Keduanya berbagi pandangan tentang pentingnya pelestarian ekosistem pesisir dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.

Dalam sambutannya, Camat Campalagian, Muhdar, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, yang selaras dengan program 100 hari kerja Bupati Polewali Mandar, khususnya dalam isu penanganan stunting, kesehatan untuk semua, pengurangan sampah dan banjir, serta pelestarian lingkungan. 

“Mudah hadir, mudah dihadirkan,” ujar Muhdar memperkenalkan diri, sembari menekankan pentingnya koordinasi antara penyelenggara kegiatan dengan pemerintah setempat.

Ia juga mengapresiasi inisiatif Desa Lapeo yang telah memiliki bank sampah dan menyampaikan bahwa dua hari lalu pemerintah kecamatan telah mengeluarkan kebijakan penertiban pembuangan sampah dan penerangan umum di wilayah pesisir.

Suasana Dialog

Dewan Senior Mapala Unasman, Mawardi Lahmuddin, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran bersama dalam menjaga kelestarian Pantai Babatoa sebagai destinasi wisata. “Bahagialah kita yang menjaga lingkungan,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa penanaman mangrove yang akan dilakukan keesokan harinya harus diikuti dengan perawatan berkelanjutan.

“Mapala Unasman sudah mewujudkan harapan agar Babatoa dapat dijaga. Tapi menjaga lingkungan, terutama mangrove, tidaklah mudah. Ini menyangkut hak generasi masa depan untuk menikmati keindahan alam yang kita wariskan,” tuturnya.

Kegiatan ini menjadi momentum kolaboratif antara komunitas, akademisi, dan pemerintah dalam merawat pesisir Polewali Mandar, sekaligus mendorong Babatoa menjadi desa binaan lingkungan yang berkelanjutan. Keesokan harinya akan dilanjutkan dengan kegiatan penanaman mangrove di Desa Pappang. (Tya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswi Komunikasi Unasman Raih Juara 1 Lomba Karya Ilmiah HUT Lalu Lintas Bayangkara Ke-69

HMTI Unasman Selenggarakan Malam Inagurasi Enc24ption Angkatan 24

Idul Fitri sebagai Peristiwa Sosial dan Budaya