Cegah KLB Demam Berdarah, UNASMAN, Dinkes, dan Pj. Bupati Gelar Sosialisasi di Desa Ambopadang
![]() |
pose bersama dengan Pj. Bupati Polman |
andankji.com ~ Polewali Mandar — Sebagai upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN), Astuti Abdullah, bersama Badan Eksekutif Mahasiswa FKM, Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, dan Penjabat (PJ) Bupati menggelar sosialisasi dan penyuluhan bahaya DBD serta langkah-langkah pencegahannya, di Desa Ambopadang, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sabtu 26 Oktober 2024.
Kegiatan ini sebagai respon dari lonjakan DBD yang mencapai 158 kasus dalam dua bulan terakhir dan menyebar di sejumlah dusun. Dalam sambutannya, PJ Bupati Polewali Mandar menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap situasi KLB. Ia juga mengapresiasi peran aktif Dinas Kesehatan yang telah memberikan layanan pengobatan dan penanganan bagi warga terdampak.
![]() |
Dosen dan BEM FKM Unasman |
Kepala Dinas Kesehatan dan Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menyampaikan imbauan agar warga konsisten menerapkan gerakan 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Warga juga diingatkan untuk menjaga kebersihan penampungan air secara berkala.
Dalam kesempatan tersebut, Dinas BPBD dan Dinas P2KBP3A memberikan bantuan berupa kelambu dan selimut kepada warga yang terdampak.
Astuti Abdullah, dosen FKM Unasman yang turut terlibat langsung dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa edukasi dilakukan secara door to door oleh mahasiswa BEM FKM Unasman. “Kami mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan seperti menabur larvasida (abate) di tempat air, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi, menggunakan kelambu saat tidur, memakai pakaian tertutup dan lotion antinyamuk, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai wangi dan lavender,” ujarnya.
![]() |
Berdiskusi dengan Unsur Pemerintah |
Astuti juga mengingatkan bahwa fogging bukanlah solusi jangka panjang. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentiknya. Oleh karena itu, masyarakat tetap harus konsisten menjalankan 3M Plus. Pencegahan berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat adalah kunci untuk memutus rantai penularan,” tegasnya.
Dinas Kesehatan melalui bidang Kesehatan Lingkungan melakukan fogging di wilayah terdampak, sementara kader jumantik (juru pemantau jentik) menjalankan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) secara rutin dari rumah ke rumah untuk mendeteksi dini keberadaan jentik nyamuk.
Melalui kegiatan ini, sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, instansi kesehatan, dan masyarakat diharapkan mampu menekan angka penyebaran DBD serta meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan. (hm&)
Komentar